Selasa, 12 April 2016

EFEK RUMAH KACA DAN MENGAPA TERASA PANAS(GERAH) SAAT MENDUNG?

Efek rumah kaca
a. Pendahuluan
Sejak smp kita sudah dijelaskan apa itu efek rumah kaca. Bahkan mungkin sekarang di sd pun sudah digambarkan mengenai efek rumah kaca. Karena penting bagi kita tahu sejak dini bahayanya rumah kaca bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Semua makhluk hidup membutuhkan udara bersih atau biasa kita sebut dengan oksigen. Efek rumah kaca dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon pada bumi, sehingga oksigen diudara akan tercemar.
Dibawah ini adalah beberapa materi mengenai efek rumah kaca, semoga bermanfaat.

b. Teori
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Energi yang masuk ke Bumi:
• 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
• 25% diserap awan
• 45% diserap permukaan bumi
• 10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Akibat yang ditimbulkan
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara kepulauan , yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.

c. Analisis

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Karena suhu yang meningkat maka suhu di bumi akan terasa jauh lebih panas dari batas wajarnya. Jika kita keluar rumah di cuaca yang sangat terik apalagi pohon yang terdapat dilingkungan tersebut sangat sedikit, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan tubuh kita terutama pada kulit. Pemakaian sunblock atau sejenisnya hanya akan mengurangi dampak dari peningkatan suhu tersebut bukan melindungi secara penuh tubuh kita dari bahaya peningkatan suhu yang tidak wajar.
Sekarang sudah mulai terlihat beberapa dampak dari efek rumah kaca. Contohnya ialah musim hujan dan panas yang tidak menentu yang terjadi di Negara Indonesia. Belum lama ini orang  di aerah tertentu kekurangan pasokan air karena musim panas yang terlalu lamadan hujan yang belum juga turun. Beberapa sungai yang ada di Indonesia surut. Sehingga orang-orang terpaksa mengambil air kesungai bahkan ada juga yang membeli dari pengecer air.

Di Indonesia juga sering terjadi kebakaran hutan secara tiba-tiba. Walaupun tidak semua kebakaran terjadi karena alam namun efek rumah kaca sangat berpengaruh pada peningkatan suhu bumi sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Hal ini semakin menambah berkurangnya lapisan ozon bumi. Asap yang berlebih dapat mneyebabkan ketidakseimbangan udara di daerah sekitarnya. Seperti yang terjadi di Riau, udara sudah tercemar dengan asap. Sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dan masyarakat sekitar terserang penyakit ISPA dan penyakit pernafasan lainnya. Kegiatan pendidikan maupun bekerja menjadi terganggu dan arus lalu lintas menjadi lebih berbahaya dikarenakan jarak pandang yang tertutupi asap.

Karena udara yang sudah tercemar seperti di perkotaan, terkadang orang lebih memilih tinggal di pedesaan yang udaranya jauh lebih bersih dikarenakan masih terdapat banyak pohon.
Ternyata dari penyebab terjadinya efek rumah kaca yang sebegitu sederhananya dapat meyebabkan begitu banyak masalah kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup yang lain.

d. Referensi

• Earth Radiation Budget, [1]
• https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca

Mengapa terasa panas atau gerah saat mendung ?


a. Pendahuluan
Kebanyakan orang sering kali merasa panas(gerah) disaat mendung, hal tersebut menjadi pertanyaan, mengapa bisa terjadi demikian? Kadang kita bertanya-tanya apa sebenarnya yang menyebabkan kita merasa panas disaat mendung? Padahal saat mendung udara menjadi dingin, lingkungan terlihat mulai gelap karena matahari tertutupi awan yang sudah siap menurunkan hujan.
Berikut beberapa teori yang menjelaskan mengapa bisa terjadi demikian.

b. Teori

Berikut beberapa alasan yang mungkin terjadi saat Hujan akan turun dan kita merasa gerah :


1. Beberapa saat sebelum hujan biasanya kita merasa gerah. Sebenarnya bukan suhu udara menjadi lebih panas, tetapi kelembaban udara udara yang menurun. Kelembaban udara berasosiasi dengan banyaknya uap air di udara (uap bukan air). Pada kondisi dimana kita merasa gerah berarti uap air di sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena adanya ekspansi adiabatis di mana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.
Ekspansi adiabatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa udara secara vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di permukaan lebih panas dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik. Pada kondisi lainnya pada saat uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan akan terjadi pelepasan panas laten. Lepasnya panas laten ke atmosfer akan menaikkan suhu udara.
Panas laten adalah panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di permukaan bumi. lepasnya panas laten tersebut membuat suhu udara tidak berkurang walaupun sinar matahari sebagai sumber panas di bumi telah tertutup awan.
Selanjutnya jika proses fisis di dalam awan tidak "terganggu" makan akan turun hujan. Tetapi proses terjadinya hujan yang dimulai dari ekspansi adiabatis hanya terjadi dalam radius 5-10 km. Karna awan penyebabnya adalah awan jenis cumuliform yang tumbuh secara vertikal. Hujan yang turun dari awan jenis ini sifatnya deras, waktunya singkat dan area yang kurang luas, radius 5-10 km.

2. Hujan terjadi setelah udara jenuh dan uap air mencapai titik kondensasi ( kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi titik-titik air). Pada titik kondensasi inilah uap air berubah dari fase uap ke fase cair. Pada Proses ini, perubahan melepaskan energi yang oleh kita terasa sebagai panas dan gerah sebelum hujan. Itu merupakan efek energi yang dilepaskan.

c. Analisis

Fenomena yang biasa dialami ketika awan dilangit terlihat hitam, yang merupakan pertanda akan turun hujan adalah udara disekitar terasa panas. Bahkan bisa menyebabkan tubuh kita gerah dan berkeringat. Mengapa bisa demikian? Padahal matahari tertutup awan sehingga seharusnya tidak terasa panas ? Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses terjadinya mendung ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara.

Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
Banyak yang bertanya-tanya kenapa sebelum hujan akan terasa gerah? ini terjadi khususnya di daerah tropis. ada dua kemungkinan alasan kenapa kita merasa gerah saat hujan akan turun. di sini akan dijelaskan secara ilmiah dari pandangan ilmu pengetahuan tentang hal tersebut.



















Gejala Rumah Kaca
          Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di dalam rumah kaca. Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke arah kaca. Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
            Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra merah. Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas (disebut: gas rumah kaca). Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).

·    Pertama
          Bahwa efek gas rumah kaca, sudah mereka ( Negara maju ) ketahui tidak hanya dalam dasa warsa belakangan ini, tapi sudah jauuuh dari dulu. Tapi anehnya baru dasa warsa belakangan ini mereka gerah, bahkan berteriak keras tentang hal tersebut. Dan menekan Negara-negara berkembang untuk segera mengurangi bahkan menghentikan laju gas rumah kaca tersebut. Sedangkan sudah diketahui, Revolusi Industri yang dilakukan Negara majulah penyumbang terbesar meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan sejenisnya dalam beberapa abad belakangan ini ! Ini tidak beres.

·    Kedua
Dilihat dari efek yang ditimbulkan ( perubahan iklim dan terjadinya banyak bencana alam ) sebenarnya negara berkembanglah yang paling banyak terkena dampaknya dan menderita. Negara maju, meski juga terkena, tapi tidaklah separah Negara-negara berkembang. Sebagai Negara maju, yang notabene adalah kapitalis sejati, dan selalu berorientasi pada factor ekonomi maka hal ini adalah ANEH !
Sedangkan “biasanya” jika Negara berkembang semakin menderita, semakin terbuka peluang Negara maju tersebut memberikan bantuan dan mencengkeramkan pengaruhnya. ( Meskipun bantuan yang diberikan sebenarnya “tidak terlalu banyak“. Contoh : keseluruhan bantuan Amerika ke semua Negara-negara di Afrika adalah 1,8 Milyar Dollar US setahun. Bandingkan, bantuan yang diberikan kepada hanya untuk “mitranya” Israel guna memperkuat pertahanan negaranya, juga = 1,8 Milyar Dollar US setahun ! ).

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
·    25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
·    25% diserap awan
·    45% diserap permukaan bumi
·    5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar